“Syukuri apa yang ada
Hidup adalah anugerah
Tetap jalani hidup ini
Melakukan yang terbaik” ringkasan lagu d’masiv yang
berjudul “Jangan Menyerah” terdengar dibarengi dengan petikan-petikan gitar
andre tepat nya di depan pintu sebuah kendaraan umum yang berhenti saat lampu
merah. Nyanyian pun terhenti saat lampu merah berubah warna menjadi lampu
hijau. Andre berjalan menuju seberang jalan dan duduk sembari menyandarkan
tubuhnya di sebuah batang pohon yang berdaun rindang. Di tatapnya sekitar nya
banyak anak sekolahan yang berhulu hara melintasi jalan tersebut. Andre
tertegun melihatnya.
“Kapan aku bisa bersekolah lagi yo” gumam andre sembari memejamkan matanya.
“Kapan aku bisa bersekolah lagi yo” gumam andre sembari memejamkan matanya.
“Woy” kejut jon.
Kejutan jon membangunkan andre dari khayalannya.
“apaan sih loe jon, ngageti aja, gak lucu tau” ucap andre
ketus.
“Daritadi gue liatin loe melamun mulu, udah dapat
berapa hari ini?
“Gak dapat apa-apa jon, jon gue pengen ngelanjut
sekolah”
“Apa loe bilang?? Sekolah??” kata jon sedikit
terkejut, sedikit melotot dan sedikit tertawa kecil.
“Biasa ajah kale ekspresi loe” ujar andre yang
ilfeel melihat ekspresi jon.
“Boy” ucap jon sembari menepuk pundak andre dan raut
wajah sedikit serius. Andre langsung menoleh ke arah wajah jon.
“Biaya darimana boy, lagian loe udah beruntung nih
Tamat SMP nah kalau gue? Jangan kan tamat SMP, SD ajah gue cabut”
“yeee, itu mah salah loe, ah gak asyik ngomong sama
loe” ujar andre beranjak dari duduknya dan langsung pergi.
“ndre mau kemana loe?”teriak jon.
“Pulang” jawab andre singkat dan langsung
mempercepat langkahnya. Jon hanya bisa menggelengkan kepala melihat tingkah
sahabatnya itu.
Andre semakin mempercepat langkahnya dan akhirnya
mengambil langkah seribu agar cepat sampai dirumah. Sesampai dirumah andre
mencampakkan gitar kecil nya di atas serambi teras rumahnya.
“ibu” teriak andre.
“iyo le? Kenapa?” tanya ibu yang sedang menyuguhkan
secangkir kopi pada ayah andre.
“Bu, andre pengen melanjut ke SMA bu”
“Owalah le, uang darimana? Makan aja susah le,
lagian bapak kan baru di PHK le” kata bapak sambil meminum kopi hangat buatan ibu.
“bener kata bapakmu, lagiankan kamu uda tamat SMP
itu juga udah cukup”
“zaman sekarang tamat SMP mau jadi apa bu”
“tapi le, tolonglah mengerti kondisi ekonomi
keluarga kita sangat minim, nanti kalau bapak mu udah dapat kerjaan lagi, pasti
kamu nyambung sekolah lagi kok le” jelas ibu.
“betul kata ibumu itu, ya sabar toh” sambung bapak.
“Andre gak mau tau, pokoknya andre mau lanjutin
sekolah, Ibu dan bapak tenang ajah andre akan berusaha semampu andre, andre
yakin bu, kalau kita berusaha dan berdo’a kemudian berikhtiar kepada allah
pasti akan mendapatkan hasil yang terbaik” ucap andre dengan optimisnya.
“udah le, simpan aja rasa optimismu lebih baik kerja
dan cari uang yang banyak”ucap bapak.
Bagi andre ucapan bapaknya sangat tidak mendukung
cita-citanya padahal pendidikanlah yang mampu mengubah ekonomi.
“Oke andre akan buktikan ke bapak” jawab andre
bergegas kekamarnya yang seketika keluar dari kamarnya dengan penampilan yang
berbeda.
“le, mau kemana?”tanya ibu terheran-heran melihat
andre mengenakan pakaian rapi dan wangi.
“mau daftar sekolah dong bu” ujar andre sembari
menyisir-nyisir rambutnya dengan jari-jarinya.
“paling dapat sekolahan yang murah dan gratis”ucap
bapak ngeledek.
“bapak liat ajah nanti, andre anakmu ini akan
bersekolah disekolahan yang elit, bermutu dengan gratis”
“hahahahafffff” tawa bapak sangat terngiang
ditelinga andre yang membuat andre semakin membulatkan tekadnya untuk
membuktikan seorang pengamen anak dari seorang buruh kasar yang sudah di PHK
bisa bersekolah ditempat yang elit dan gratis.
Ternyata
rezeki itu gak kemana ya, andre lulus tes ujian beasiswa bagi siswa yang
berprestasi di salah satu sekolah yang elit dan bermutu yang kata-katanya sih
hampir bertaraf internasional. Ya walaupun masih hampir tapi semangat. Ada
banyak jumpa orang-orang kaya. Kaya’ apa sih mereka??
Pagi-pagi sekali andre sengaja bersiul kuat,..
“nape lo ndre” tanyak ibu.
“kagak apa-apa bu, ngomong kok pakek bahasa “e” sih
bu, gak gaul banget”ujar andre sambil menyisir rambutnya.
“gaya kowe ndre, macem kain lap, gini nih bu anak
katrok yang baru masuk sekolah yang elit tu, belum ape-ape gayanya udeh
selangit”
“ah bapak syirik aja, yaudah aye berangkat dulu ya
bu, pak” ujar andre mencium kedua tangan orang tuanya.
“assalamu’alaikum”
“wa’alaikumussalam, hati-hati nak” ucap ibu dengan
senyuman bahagianya.
Hari
pertama masuk sekolah baru, walaupun baju kagak kinclong-kinclong amat
putihnye, tapi okelah celana masih bagus walaupun butuh diribonding karena
sedikit keriting, maklumlah kagak punya setrikaan palingan Cuma diletak dibawah
kasur, kata ibu biar kagak keriting-keriting amat. Tapi bagaimana dengan sepatu
? kagak bisa nih pakek kata “walaupun” yang cocok pakek kata “ampun” mangap
kayak mulut buaya mau makan mangsanya. Kalau tas gimana? Bagus sih tapi ya gitu
deh banyak tempelan jahitan diberbagai sudut. Itu harus maklum yang penting
semangat dan kemauannya number one. Seribu satu orang yang mampu bersikap
seperti andre mungkin ya???
“saya Andre Gunarto” kata andre memperkenalkan
dirinya di depan kelas.
“andre sepatu loe kok mangap?” ledek salah satu
teman di kelas tersebut sehingga mengundang tawa teman-teman yang lain.
Tapi mantap, andre hanya tersenyum mendengar ledekan
tersebut, karena bagi andre apabila ia termakan dalam ledekan teman-temannya
itu hanya membuat patah semangat untuk belajar.
“gue riko” seorang siswa mendekat ke andre dan
memperkenalkan namanya, andre tersenyum lebar.
“setiap anak yang masuk kelas ini wajib nyanyi”
sambungnya dengan memeti-metik gitar yang di pegangnya.
“tapi.......”
“gak pakek tapi tapi bung”
“mungkin gak pandai nyanyi” celetuk salah seorang
temen cewek yang katanya kalau nyanyi dangdut, cengkok-cengkok dangdutnya
sedaap banget.
“aku juga gak kalah hebat kok, walaupun wajahku
mirip Riza Shahab, body ku setegap Indra L. Brugman tapi jangan salah suaraku
mirip Charly van Houten, uhh” gumam andre.
“nyanyi...nyanyi...”terdengar suara teriakan
teman-teman. Dengan gaya sedikit membusungkan dada dan sedikit malu. Andre
mulai angkat suara untuk melantunkan lagu favoritnya.
“Tak ada manusia yang terlahir
sempurna..................dst”
Andre menghentikan suaranya. Terdengar tepuk tangan
meriah dari teman-temannya, bagi seorang pengamen suara menjadi prioritas utama
untuk menarik hati pendengar sehingga menimbulkan rasa simpati. Andre mendapatkan
satu pelajaran yang paling berharga kalau siapapun akan berhasil kalau ada
semangat dan kemauan. Tidak ada salahnya seorang pengamen mempunyai cita-cita
dan pastinya juga berhak untuk bersekolah setinggi mungkin kuncinya Cuma satu
kok Dimana ada Kemauan Disitu ada jalan.
Seusai pelajaran andre bergegas langsung pulang
kerumahnya. Ternyata bapak dan ibu sudah menunggu andre diteras rumah.
“assalamu’alaikum” kata andre sambil mencium tangan
bapak ibunya.
“wa’alaikumussalam” ucap bapak ibu bersamaan.
“le kamu anak yang hebat bisa membuktikan apa
kata-katamu” kata bapak dengan pujian sambil menepuk-nepuk bahu andre.
“makanya bapak dukung gue dong”
“gue...gue kepalamu gundul” kata bapak sembari
menjewer kuping andre.
“Aduh sakit pak”
Terdengar tawa yang menghempas sorenya hari di rumah
kecil andre.
“Cita-cita, akan ku kejar engkau walau sampai ujung
duniapun” gumam andre memandang tawa bapak dan ibunya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar