Sabtu, 25 Oktober 2014

Akan Ku Kejar Kau Cita-Cita

“Syukuri apa yang ada
Hidup adalah anugerah
Tetap jalani hidup ini
Melakukan yang terbaik” ringkasan lagu d’masiv yang berjudul “Jangan Menyerah” terdengar dibarengi dengan petikan-petikan gitar andre tepat nya di depan pintu sebuah kendaraan umum yang berhenti saat lampu merah. Nyanyian pun terhenti saat lampu merah berubah warna menjadi lampu hijau. Andre berjalan menuju seberang jalan dan duduk sembari menyandarkan tubuhnya di sebuah batang pohon yang berdaun rindang. Di tatapnya sekitar nya banyak anak sekolahan yang berhulu hara melintasi jalan tersebut. Andre tertegun melihatnya.
“Kapan aku bisa bersekolah lagi yo” gumam andre sembari memejamkan matanya.
“Woy” kejut jon.
Kejutan jon membangunkan andre dari khayalannya.
“apaan sih loe jon, ngageti aja, gak lucu tau” ucap andre ketus.
“Daritadi gue liatin loe melamun mulu, udah dapat berapa hari ini?
“Gak dapat apa-apa jon, jon gue pengen ngelanjut sekolah”
“Apa loe bilang?? Sekolah??” kata jon sedikit terkejut, sedikit melotot dan sedikit tertawa kecil.
“Biasa ajah kale ekspresi loe” ujar andre yang ilfeel melihat ekspresi jon.
“Boy” ucap jon sembari menepuk pundak andre dan raut wajah sedikit serius. Andre langsung menoleh ke arah wajah jon.
“Biaya darimana boy, lagian loe udah beruntung nih Tamat SMP nah kalau gue? Jangan kan tamat SMP, SD ajah gue cabut”
“yeee, itu mah salah loe, ah gak asyik ngomong sama loe” ujar andre beranjak dari duduknya dan langsung pergi.
“ndre mau kemana loe?”teriak jon.
“Pulang” jawab andre singkat dan langsung mempercepat langkahnya. Jon hanya bisa menggelengkan kepala melihat tingkah sahabatnya itu.
Andre semakin mempercepat langkahnya dan akhirnya mengambil langkah seribu agar cepat sampai dirumah. Sesampai dirumah andre mencampakkan gitar kecil nya di atas serambi teras rumahnya.
“ibu” teriak andre.
“iyo le? Kenapa?” tanya ibu yang sedang menyuguhkan secangkir kopi pada ayah andre.
“Bu, andre pengen melanjut ke SMA bu”
“Owalah le, uang darimana? Makan aja susah le, lagian bapak kan baru di PHK le” kata bapak sambil meminum kopi hangat buatan ibu.
“bener kata bapakmu, lagiankan kamu uda tamat SMP itu juga udah cukup”
“zaman sekarang tamat SMP mau jadi apa bu”
“tapi le, tolonglah mengerti kondisi ekonomi keluarga kita sangat minim, nanti kalau bapak mu udah dapat kerjaan lagi, pasti kamu nyambung sekolah lagi kok le” jelas ibu.
“betul kata ibumu itu, ya sabar toh” sambung bapak.
“Andre gak mau tau, pokoknya andre mau lanjutin sekolah, Ibu dan bapak tenang ajah andre akan berusaha semampu andre, andre yakin bu, kalau kita berusaha dan berdo’a kemudian berikhtiar kepada allah pasti akan mendapatkan hasil yang terbaik” ucap andre dengan optimisnya.
“udah le, simpan aja rasa optimismu lebih baik kerja dan cari uang yang banyak”ucap bapak.
Bagi andre ucapan bapaknya sangat tidak mendukung cita-citanya padahal pendidikanlah yang mampu mengubah ekonomi.
“Oke andre akan buktikan ke bapak” jawab andre bergegas kekamarnya yang seketika keluar dari kamarnya dengan penampilan yang berbeda.
“le, mau kemana?”tanya ibu terheran-heran melihat andre mengenakan pakaian rapi dan wangi.
“mau daftar sekolah dong bu” ujar andre sembari menyisir-nyisir rambutnya dengan jari-jarinya.
“paling dapat sekolahan yang murah dan gratis”ucap bapak ngeledek.
“bapak liat ajah nanti, andre anakmu ini akan bersekolah disekolahan yang elit, bermutu dengan gratis”
“hahahahafffff” tawa bapak sangat terngiang ditelinga andre yang membuat andre semakin membulatkan tekadnya untuk membuktikan seorang pengamen anak dari seorang buruh kasar yang sudah di PHK bisa bersekolah ditempat yang elit dan gratis.
            Ternyata rezeki itu gak kemana ya, andre lulus tes ujian beasiswa bagi siswa yang berprestasi di salah satu sekolah yang elit dan bermutu yang kata-katanya sih hampir bertaraf internasional. Ya walaupun masih hampir tapi semangat. Ada banyak jumpa orang-orang kaya. Kaya’ apa sih mereka??
Pagi-pagi sekali andre sengaja bersiul kuat,..
“nape lo ndre” tanyak ibu.
“kagak apa-apa bu, ngomong kok pakek bahasa “e” sih bu, gak gaul banget”ujar andre sambil menyisir rambutnya.
“gaya kowe ndre, macem kain lap, gini nih bu anak katrok yang baru masuk sekolah yang elit tu, belum ape-ape gayanya udeh selangit”
“ah bapak syirik aja, yaudah aye berangkat dulu ya bu, pak” ujar andre mencium kedua tangan orang tuanya.
“assalamu’alaikum”
“wa’alaikumussalam, hati-hati nak” ucap ibu dengan senyuman bahagianya.
            Hari pertama masuk sekolah baru, walaupun baju kagak kinclong-kinclong amat putihnye, tapi okelah celana masih bagus walaupun butuh diribonding karena sedikit keriting, maklumlah kagak punya setrikaan palingan Cuma diletak dibawah kasur, kata ibu biar kagak keriting-keriting amat. Tapi bagaimana dengan sepatu ? kagak bisa nih pakek kata “walaupun” yang cocok pakek kata “ampun” mangap kayak mulut buaya mau makan mangsanya. Kalau tas gimana? Bagus sih tapi ya gitu deh banyak tempelan jahitan diberbagai sudut. Itu harus maklum yang penting semangat dan kemauannya number one. Seribu satu orang yang mampu bersikap seperti andre mungkin ya???
“saya Andre Gunarto” kata andre memperkenalkan dirinya di depan kelas.
“andre sepatu loe kok mangap?” ledek salah satu teman di kelas tersebut sehingga mengundang tawa teman-teman yang lain.
Tapi mantap, andre hanya tersenyum mendengar ledekan tersebut, karena bagi andre apabila ia termakan dalam ledekan teman-temannya itu hanya membuat patah semangat untuk belajar.
“gue riko” seorang siswa mendekat ke andre dan memperkenalkan namanya, andre tersenyum lebar.
“setiap anak yang masuk kelas ini wajib nyanyi” sambungnya dengan memeti-metik gitar yang di pegangnya.
“tapi.......”
“gak pakek tapi tapi bung”
“mungkin gak pandai nyanyi” celetuk salah seorang temen cewek yang katanya kalau nyanyi dangdut, cengkok-cengkok dangdutnya sedaap banget.
“aku juga gak kalah hebat kok, walaupun wajahku mirip Riza Shahab, body ku setegap Indra L. Brugman tapi jangan salah suaraku mirip Charly van Houten, uhh” gumam andre.
“nyanyi...nyanyi...”terdengar suara teriakan teman-teman. Dengan gaya sedikit membusungkan dada dan sedikit malu. Andre mulai angkat suara untuk melantunkan lagu favoritnya.
“Tak ada manusia yang terlahir sempurna..................dst”
Andre menghentikan suaranya. Terdengar tepuk tangan meriah dari teman-temannya, bagi seorang pengamen suara menjadi prioritas utama untuk menarik hati pendengar sehingga menimbulkan rasa simpati. Andre mendapatkan satu pelajaran yang paling berharga kalau siapapun akan berhasil kalau ada semangat dan kemauan. Tidak ada salahnya seorang pengamen mempunyai cita-cita dan pastinya juga berhak untuk bersekolah setinggi mungkin kuncinya Cuma satu kok Dimana ada Kemauan Disitu ada jalan.
Seusai pelajaran andre bergegas langsung pulang kerumahnya. Ternyata bapak dan ibu sudah menunggu andre diteras rumah.
“assalamu’alaikum” kata andre sambil mencium tangan bapak ibunya.
“wa’alaikumussalam” ucap bapak ibu bersamaan.
“le kamu anak yang hebat bisa membuktikan apa kata-katamu” kata bapak dengan pujian sambil menepuk-nepuk bahu andre.
“makanya bapak dukung gue dong”
“gue...gue kepalamu gundul” kata bapak sembari menjewer kuping andre.
“Aduh sakit pak”
Terdengar tawa yang menghempas sorenya hari di rumah kecil andre.
“Cita-cita, akan ku kejar engkau walau sampai ujung duniapun” gumam andre memandang tawa bapak dan ibunya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar